Bapak dan Hari Bapak Nasional
Dalam Konsep Kerata Basa Jawa, istilah Bapak diartikan sebagai "Bap apa-apa Pepak". Maksudnya, Bapak dianggap memiliki pemahaman yang lengkap terhadap berbagai macam hal dan urusan.
Pemaham lengkap itulah yang ia manifestasikan atau ia tuangkan dalam setiap tindak dan laku kehidupan. Dari sana, setiap anak kemudian bisa belajar bagaimana mereka harus bersikap, bagaimana mereka harus bertingkah laku, dan bagaimana mereka harus menjalani kehidupannya kelak. Caranya tentu saja dengan mencontoh dan meniru laku hidup Bapaknya itu. Bukankah seorang anak memang peniru yang handal?
"Bap apa-apa Pepak" ini penting. Bahkan, dalam hal tertentu, bisa dikatakan sangat Penting. Dalam hal Agama, misalnya, tanpa adanya pemahaman yang lengkap terhadap ajaran agama yang dianut, seseorang akan cenderung untuk melakukan tindakan atau laku yang terkutuk, seperti menyebut saudaranya sendiri sebagai seorang Munafik atau Kafir hanya karena pendapat saudaranya itu berbeda dengan pendapat yang ia yakini.
Dalam hal ini, sepertinya kita akan bersepakat bahwa tidak mungkin tindakan yang berlandaskan pemahaman yang tidak lengkap seperti itu bisa dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi seorang anak. Kita juga akan bersepaham, bahwa laku terkutuk seperti itu pada akhirnya hanya akan membuat anak-anak menjadi manusia-manusia yang saling curiga, saling memusuhi, dan saling bercerai-berai.
Karena itu, seperti yang pernah dibilang sendiri oleh Bapak Nuri, bahwa "Bapak" bukanlah sebuah status yang sudah jadi. Lebih dari itu, Bapak adalah sebuah Proses: Proses Menjadi. Sebuah proses yang akan berlangsung terus menerus sepanjang hayat. Proses tersebut tidak akan pernah berhenti sampai seorang laki-laki yang sudah memiliki anak benar-benar menjadi Bapak alias "Bap apa-apa Pepak", sehingga ia bisa dijadikan teladan sempurna bagi putra-putrinya.
Dalam pengertian ini, maka, hari bapak Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 12 November, sepertinya bisa dijadikan sebuah pengingat yang baik bagi setiap orang tua yang berjenis kelamin pria, bahwa mereka harus terus belajar dan terus berproses agar menjadi bapak yang "Bap apa-apa Pepak".
Untuk itu, Nuri ingin mengucapkan Selamat hari Bapak Nasional untuk Bapak Nuri Terkasih. Selamat berproses menjadi seorang Bapak. Semangat terus buat Belajar ya Pak!
0 Response to "Bapak dan Hari Bapak Nasional"
Post a Comment